Thursday 30 September 2010

Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)

Dalam Psikologi Kelompok, masing - masing anggota dalam kelompok tersebut saling berinteraksi dan melakukan hubungan timbal balik, berupa komunikasi antar anggota untuk saling mempengaruhi ataupun berbagi informasi tentang fenomena sosial. Lalu seperti apa komunikasi yang terjadi dalam kelompok tersebut?

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

Dengan adanya komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal, para anggota kelompok menjadi lebih mudah dalam berinteraksi satu sama lain. Mereka lebih mudah bersosialisasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai tujuan bersama.

Sumber: http://www.lusa.web.id/komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/

Kedudukan Psikologi Kelompok dalam Psikologi Sosial


Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Psikologi sosial mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :

· studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)

· studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain

· studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.

Jadi dapat dikatakan kedudukan psikologi kelompok dalam psikologi sosial adalah sebagai salah satu ruang lingkup dari pembahasan psikologi sosial. Dimana didalamnya, terdapat gambaran tentang dinamika kelompok, interaksi sosial, norma kelompok, konflik antar kelompok dan sebagainya yang tentunya menjadi kacamata sosial untuk dipelajari lebih lanjut. Psikologi kelompok merupakan bagian dari psikologi sosial karena dalam pembahasannya tentu akan memperhatikan situasi sosial yang terjadi antar kelompok.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi

http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/psikologi-sosial.html

Dinamika Kelompok

Menurut Floyd.D.Rush dalam bukunya Psychology and Life, dinamika kelompok (group dynamics) itu dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dinamika kelompok adalah analisis dari hubungan – hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip, bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari interaksi yang dinamis antara individu – individu dalam situasi sosial.

Adapula yang mendefinisikan dinamika kelompok sebagai dinamisme yang dimunculkan oleh kehadiran beberapa orang secara bersama – sama yang saling mempengaruhi dan bergantung satu sama lain secara psikis (Kartini Kartono, 1994).

Intinya adalah di dalam sebuah kelompok, sering kita jumpai para anggota yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sebagian dari mereka mendorong anggota kelompok untuk bertingkah laku. Sehingga mereka merasa mempunyai arti bagi anggota lain. Kelompok bukan merupakan kesatuan statis, akan tetapi merupakan satu totalitas dari bagian individu – individu yang dinamis. Yaitu adanya hubungan timbal balik yang menampilkan bermacam – macam karakteristik individunya yang senantiasa aktif berbuat dan berubah.

Sumber:

Gerungan, W.A.Dipl.Psych.2002. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Kartono, Kartini. 1994. Psikologi sosial untuk manajemen, perusahaan, dan industri. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Pengertian Kelompok

Ada banyak pengertian dalam mendefinisikan kelompok. Salah satunya menurut Johnson & Johnson (1987)( Sarlito, 2005).

Sebuah kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing – masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing – masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok, dan masing – masing menyadari ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.

Dari pengertian di atas dapat digarisbawahi bahwa kelompok adalah dua atau lebih individu yang mempunyai tujuan yang sama. Contohnya penumpang kereta api jurusan Bogor. Tujuan mereka sama – sama ke Bogor. Meskipun tidak saling mengenal, tetapi mereka telah berinteraksi tatap muka. Mereka menyadari bahwa mereka adalah bagian dari penumpang kereta api jurusan Bogor dan juga menyadari adanya penumpang lain yang berada di sekitarnya untuk sama – sama menuju Bogor. Jadi mereka dapat dikatakan sebagai sebuah kelompok.

Lalu bisakah orang – orang yang mengantri di halte busway dikatakan sebagai sebuah kelompok? Mereka terdiri dari banyak orang, sama – sama mengantri untuk membeli tiket busway. Mereka juga saling berinteraksi tatap muka dan menyadari keberadaan mereka dan orang lain yang juga sedang membeli tiket busway. Namun mereka tidak dapat dikatakan sebagai kelompok, karena mereka tidak memiliki tujuan yang sama. Ada yang ingin ke arah Pasar Minggu, Rambutan, Kemayoran dan lain – lain.

Contoh lainnya lagi, yang dapat dikatakan sebagai kelompok dengan memenuhi kriteria pengetian kelompok menurut Johnson & Johnson diatas yaitu dalam lingkup paling kecil, misalnya sebuah keluarga. Kemudian kelas, kelompok ibu – ibu arisan, penonton bioskop, peserta upacara, jama’ah sholat Jum’at, yayasan, instansi pemerintahan dan banyak lainnya.

Sumber : Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka